Daftar Isi Artikel
Pemahaman tentang beras porang dan beras shirataki di masyarakat masih sering dianggap sama. Padahal kedua jenis beras ini berbeda. Sebenarnya apa sih perbedaan beras porang dan shirataki? Simak penjelasannya dibawah ini.
Beras porang dan beras shirataki menjadi istilah populer belakangan ini. Hal ini tak terlepas dari berbagai manfaat beras porang dan shirataki bagi kesehatan, terlebih di kalangan pemerhati diet atau pelaku defisit kalori.
Apa itu Beras Porang?
Beras porang adalah beras yang dibuat dari olahan umbi porang. Umbi porang ini berasal dari tanaman porang dengan spesies tumbuhan Amorphophallus Muelleri Blume.
Tanaman porang mengandung kadar glukomanan yang sangat tinggi pada umbinya. Glukomanan memiliki banyak manfaat porang bagi kesehatan, serta untuk bahan berbagai industri.
Di antara manfaat glukomanan bagi kesehatan seperti dapat menurunkan berat badan, mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah, mengurangi risiko penyakit jantung, mengatasi sembelit, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat makanan yang terbuat dari umbi porang dinyatakan cocok untuk program diet.
Beras porang mengandung kadar gula sangat rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Tampilan beras porang berwarna bening dengan tekstur kenyal. Untuk rasa nasi porang cenderung tawar.
Beras Shirataki
Beras shirataki diperkenalkan oleh orang-orang Jepang. Beras shirataki ini dibuat dari umbi tumbuhan yang di Jepang disebut konjac atau ada juga yang menyebutnya konnyaku.
Konjac merupakan tumbuhan asli dari Jepang, tetapi saat ini telah menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara, seperti China dan Korea.
Beras shirataki telah dikonsumsi sejak berabad-abad yang lalu di Jepang. Terutama oleh wanita-wanita Jepang, karena dapat menjaga berat badan untuk tetap ideal dan sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Shirataki tidak hanya berbentuk beras, tetapi ada pula yang berbentuk mie.
Tumbuhan konjac atau Amorphophallus konjac, termasuk salah satu famili tanaman Araceae, sama dengan iles-iles, suweg, dan juga porang yang ada di Indonesia.
Perbedaan porang dan konjac terletak pada kandungan glukomanan pada konjac lebih rendah daripada porang. Dimana kandungan glukomanan pada umbi porang mencapai 65%, sementara kandungan glukomanan dalam umbi konjac hanya 45%.
Beras porang sering juga disebut beras shirataki, kemungkinan ini karena sama-sama dibuat dari umbi tumbuhan yang masih satu famili.
Selain itu, karena beras shirataki lebih dulu ada dari beras porang. Karena itu, beras porang juga sering disebut beras shirataki.
Maka tidak bisa dipersalahkan jika ada yang mengatakan bahwa beras shirataki adalah produk turunan dari porang.
Meskipun dilihat dari sejarahnya, beras shirataki lebih dulu diproduksi dan dibuat dari tumbuhan yang berbeda.
Bahkan, porang menjadi komoditas pangan juga berawal dari serdadu Jepang yang datang ke Indonesia di masa penjajahan, yang melihat tumbuhan ini mirip konjac.
Sejak saat itulah, porang mulai dimanfaatkan di Indonesia sebagai ransum bagi serdadu Jepang.
Cara Membuat Beras Porang dan Beras Shirataki
Pembuatan beras porang dan beras shirataki melalui beberapa tahap.
- Tahap pertama umbi porang atau umbi konjac dicuci agar bersih dari material yang menempel di permukaan umbi seperti tanah.
- Setelah umbi dicuci bersih, umbi diiris dengan ketebalan antara 0,6-1 cm hingga berbentuk chips.
- Tahap selanjutnya adalah pengeringan chips sampai kadar airnya maksimal hanya 15%. Pengeringan bisa dengan oven atau dijemur di bawah sinar matahari.
- Setelah irisan umbi sudah kering, langkah selanjutnya yaitu proses penggulingan. Proses ini untuk menghasilkan tepung. Kemudian tepung porang dipisahkan dari kandungan asam oksalatnya, supaya aman dan bisa digunakan untuk bahan baku makanan.
- Tahap terakhir adalah pencetakan tepung menjadi beras. Proses ini menggunakan mesin ekstruder. Dari mesin extruder akan keluar butiran-butiran menyerupai beras padi biasa. Hanya saja warnanya lebih bening dan jika dimasak teksturnya lebih kenyal.
Harga Beras Porang dan Beras Shirataki
Saat ini beras porang dan beras shirataki sudah cukup banyak dijual di Indonesia. Tentunya ini karena peminat dari beras sehat tersebut sudah mulai banyak. Kita bisa membeli beras porang atau beras shirataki di supermarket, minimarket, dan di marketplace.
Berikut ini harga beras porang dan beras shirataki di marketplace:
Harga Beras Porang
- Beras porang Fukumi kemasan 1kg dijual Rp351.000,00.
- Beras porang Fukumi box berisi 24 fukumi sachet @40 gr dijual dengan harga Rp60.000,00.
- Beras porang Fukumi sachet 40 gr seharga Rp9.200,00.
Harga Beras Shirataki
- Beras shirataki Konnyaku Konjac Puri rempah 250 gr dihargai Rp58.500,00.
- Beras shirataki ISHII Konnyaku Grain kemasan 1 kg dibanderol Rp215.000,00.
Dari sini bisa dilihat bahwa harga beras porang lebih mahal dari beras shirataki. Hal ini mungkin karena kandungan glukomanan pada porang lebih tinggi.
Jadi beras porang adalah beras yang lebih baik dibanding beras shirataki. Meski demikian, kedua jenis beras ini sama-sama baik untuk kesehatan.
Manfaat yang banyak dari glukomanan membuatnya dinyatakan sebagai makanan sehat pengganti beras di masa depan.
Kekurangan dari beras porang dan beras shirataki terletak pada rasanya yang lebih tawar dibanding beras dari padi. Tetapi hal ini dapat disiasati dengan menambahkan lauk pauk yang lezat agar tetap nikmat saat memakannya.
Selain itu untuk harga saat ini masih sangat tinggi. Namun, dari hasil percobaan disebutkan bahwa 1 kg beras porang dan beras shirataki dapat menjadi 30 porsi.
Jauh lebih banyak dibanding beras dari padi, dimana 1 kg hanya menghasilkan 5-7 porsi. Jadi sebenarnya tetap untung dengan membeli dan mengonsumsi nasi dari beras porang dan beras shirataki dibanding beras putih biasa.