Prospek tanaman porang, belakangan ini semakin banyak mendapat perhatian masyarakat. Tanaman yang hidupnya di lahan bebas ini, merupakan primadona dengan nilai ekspor menjanjikan. Umbi porang yang tadinya jarang dilirik, tiba-tiba dilaporkan bahwa harga pasarannya tinggi.
Sejak 2019, terbukti satu hektar porang dapat menghasilkan umbi hingga 24 ton. Di masa itu, nilainya dapat mencapai 60 juta. Bila diperhitungkan secara kasar, angka tersebut bisa tiga kali lebih besar daripada penghasilan menanam padi.
Prospek Tanaman Porang
Porang merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, selama berada pada ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Tanaman ini memiliki sifat toleran akan naungan (tempat penanamannya) sebesar 40% hingga 60%. Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, pengembangan porang memiliki prospek yang potensial.
Sebab, di Indonesia sudah terdapat lahan marginal dengan luas yang mencukupi untuk membudidayakan porang untuk ekspor. Kondisi ini, tentu dapat digunakan untuk peluang bisnis, khususnya agribisnis.
Terlebih dengan banyaknya manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini, sehingga nilai jualnya akan meningkat. Terlihat dari petani yang telah lama membudidayakan porang tidak sekedar menjualnya dalam bentuk umbinya secara utuh. Melainkan juga dapat dijual dengan bentuk chip yang hitungannya per kilogram.
Jika bentuknya chip, porang ini dijual dengan bentuk yang kering karena telah dijemur sebelumnya. Sementara itu, yang berbentuk umbi dijual sesudah panen dengan kondisi basah. Harga keduanya tentu berbeda, namun berdasarkan data disebutkan bahwa harga ekspor lebih tinggi jika porangnya berbentuk kering.
Saat ini semakin banyak industri yang menerima porang basah. Pemasaran dapat dilakukan untuk kedua jenis ini dengan harga berbeda-beda. Pada 2020 saja, ekspor porang tercatat hingga 32 ribu ton, hingga meraih 1.42 triliun dari penjualan ke Jepang, Vietnam, China, dan sebagainya.
Manfaat Tanaman Porang
Tidak hanya nilai ekonominya yang tinggi, begitu juga dengan manfaat yang dimiliki oleh tanaman porang. Itulah sebabnya porang semakin banyak dibudidayakan karena bermanfaat untuk berbagai kebutuhan. Berikut ini beberapa manfaat dari porang:
- Sebagai komoditas untuk ekspor.
- Bahan baku untuk membuat barang-barang industri.
- Mencegah masalah pada jantung dan diabetes.
- Mengatasi terjadinya peradangan.
- Rendah kalori dan mengenyangkan, sehingga dapat membantu penurunan berat badan dengan cara yang sehat.
- Menurunkan risiko terkena kanker usus.
- Dapat digunakan sebagai tepung serbaguna hingga jelly.
- Bisa dipakai untuk membuat lem.
- Menjadi isolator listrik.
Syarat untuk Menanam Porang
Selain prospek tanaman porang yang tidak lagi diragukan, masyarakat juga perlu mengetahui persyaratan untuk menanamnya. Sehingga kualitas porang yang dihasilkannya terjamin dan berpotensi mendapatkan lebih banyak permintaan. Berikut beberapa persyaratannya:
- Memperhatikan jenis serta pH tanah. Porang bisa tumbuh pada berbagai jenis tanah, namun tentunya penting untuk memperhatikan jenis tanah. Sediakan tanah gembur yang subur agar tidak mudah tergenang air. Pastikan pH-nya 6 hingga 7.
- Tekstur tanah untuk membudidayakan porang biasanya ringan, sedang, gembur, dengan kandungan organik yang tinggi untuk hasil maksimal.
- Naungan sangat diperlukan oleh tanaman porang, sehingga bisa tumbuh dengan baik. Tingkat kerapatan naungan ini paling rendah 40%. Naungan yang paling cocok untuk porang biasanya merupakan pepohonan berjenis jati, sono, dan mahoni.
- Usahakan tanaman berada di naungan ataupun tempat yang teduh, karena toleransinya tinggi. Tanaman bisa tumbuh di ketinggian 0-700 mdpl. Namun ketinggian yang lebih disarankan adalah 100-600 mdpl.
Demikian ulasan mengenai prospek tanaman porang yang sangat menjanjikan. Selain mengetahui prospeknya, ada banyak hal yang perlu didalami sebelum mulai menanam porang. Misalnya persyaratan, manfaat, hingga langkah-langkah untuk merawat tanamannya sehingga tumbuh dengan kualitas yang baik dan meraih kepercayaan konsumen.