70 persen dari petani pemula porang rata-rata gagal semua. Mengapa demikian?
Banyak sekali mereka yang berbondong-bondong untuk budidaya tanaman porang. Dengan adanya pandemi saat ini banyak terjadi pengangguran, banyak usaha-usaha yang saat ini tutup mereka bingung mau mengerjakan apa. Melihat dari hasil budidaya porang ini, banyak dari mereka yang tergiur dan langsung mencoba untuk berbudidaya.
Seperti saya katakan tadi bahwa rata-rata 70 persen petani porang pemula itu gagal. Banyak yang bertanya bagaimana cara budidaya porang yang baik dan benar karena kebanyakan para petani porang pemula mereka sudah menanam ada yang 10.000 bibit yang tumbuh cuma 2.000, ada yang tanam sampai 20.000 bibit tumbuhnya cuma 3.000 dan sebagainya.
Keluhan-keluhan para petani porang pemula itu wajar adanya dan hal itu juga yang kami alami waktu pertama mau menanam porang. Minimnya pengetahuan tentang porang membuat banyak orang gagal.
Kegagalan itu banyak faktor. Salah satu faktor utama dan yang menyebabkan kegagalan pertama adalah masalah bibit. Minimnya pengetahuan tentang bibit porang yang berkualitas dan salah memilih bibit, akhirnya banyak sekali mereka menanam dari bibit-bibit yang tidak layak tanam.
Seperti menanam bibit porang cabutan, menanam dari potesan baik dari bibit katak maupun umbi, sehingga banyak petani porang pemula yang sudah mengeluarkan modal besar untuk bibit itu habis alias rugi karena ternyata bibit yabg dibeli tidak layak tanam dan banyak tidak tumbuh.
Baca juga : Pilih Mana, Tanaman Porang dari Bibit Katak atau Bibit Umbi?
Faktor kegagalan kedua yang dialami petani porang pemula itu pengetahuan tentang siklus tanaman porang yang tidak diketahui. Menanam porang secara asal, terburu-buru karena tergiur hasil ingin budidaya porang secepatnya ini yang menyebabkan kegagalan.
Tanaman porang banyak yang gagal karena menanam diluar musim. Musim tanam porang itu pada waktu mau musim hujan. Kalau di jawa rata-rata biasanya waktu tanam porang itu dari bulan 9, 10 dan 11.
Sebenarnya banyak juga pendapat kalau boleh saja menanam kapanpun waktunya tapi tingkat kegagalan akan tinggi kalau kita tidak bisa mengantisipasi perihal ketersediaan air pada saat musim kemarau dan ketersediaan bibit katak maupun bibit umbi yang berkualitas.
Kegagalan ketiga dari petani porang pemula ialah kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya porang yang baik dan benar yang sangat diperlukan bagi petani pemula.
Cara penanaman yang dilakukan petani-petani dulu ialah melakukan pemupukan setelah tanaman sudah tumbuh, berbeda dengan porang yang harus kita perlakukan khusus walaupun pada dasarnya tanaman porang itu bisa tumbuh liar, bibit dibuang pun akan tumbuh tapi tanpa perlakuan khusus maka tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Oleh karena itu, mulai pengolahan lahan untuk tanaman porang harus dilakukan secara maksimum termasuk pemberian pupuk dasar harus dilakukan dari awal kita menanam. Biasakanlah membuat suatu tempat supaya tanaman itu bisa tumbuh optimal.
Baca juga : Perbedaan Porang dan Suweg, Walur, Iles-iles Ini Ciri Khasnya!
Terus bagaimana kalau lahan yang kita miliki kurang memenuhi kriteria untuk tanaman umbi-umbian misalkan lahan yang tanahnya lempung atau batu cadasnya banyak?
Bagi kami untuk membuat rumah yang bagus atau mewah itu bisa dibangun tempatnya dimana saja. Begitupun tanaman porang, bagaimana kita membuat lahan yang kita tanami itu tersedia dengan maksimal nutrisi yang kita harus siapkan. Setelah semuanya terpenuhi barulah yang namanya bibit kita bisa tanam.
Ini prinsip yang harus kita pegang dan jangan menyerah dengan keadaan yang ada. Jangan sampai kita kalah dengan orang-orang tetangga kita dari luar negeri yang tanahnya tandus, tanahnya kurang bisa maksimal mereka budidaya tanaman malah justru menghasilkan tanaman yang hasilnya luar biasa.
Bagaimana cara kita mengolah usaha porang itulah yang menjadi poin penting agar kita terhindar dari faktor penyebab kegagalan-kegalan bagi petani pemula. Maka kami harapkan untuk petani porang pemula, tiga faktor yang kami sebutkan diatas bisa diantisipasi dari sekarang.
Terutama yang betul-betul baru ingin budidaya tanaman porang itu harus mencari bibit-bibit yang berkualitas berasal dari bibit katak asli, bibit umbi atau bibit dari spora. Untuk petani porang pemula kami sarankan menanam dari bibit katak atau dari spora.
Untuk budidaya tanaman porang dari umbi kita anjurkan untuk umbi yang benar-benar sudah tua atau umbi yang dipanen bulan 6 atau bulan 7 sehingga karantinanya tidak terlalu lama untuk ditanam lagi.
Demikianlah 3 faktor penyebab kegagalan bagi para petani porang pemula, semoga bisa menjadi pelajaran bagi yang baru ingin menanam porang.
Silahkan isi kolom komentar jika ada yang ingin ditanyakan. Terimakasih telah membaca artikel kami. Jangan lupa share ke teman kamu yang membutuhkan. Salam sukses untuk petani porang seluruh Indonesia.