bibit-porang

Analisa Usaha Tanaman Porang dari 3 Jenis Bibit Porang

Kali ini saya akan membahas mengenai analisa usaha tanaman Porang dengan melakukan tiga perbandingan budidaya porang dari bibit umbi porang, bibit katak porang dan bibit spora atau biji bunga porang.

Pembahasan ini kami jelaskan secara analisa dari segi modalnya itu berapa, kemudian resiko dan keuntungan kedepan atau jangka panjangnya itu seperti apa. Kali ini kita akan bahas poin pentingnya saja. Kurang lebih, perbandingannya itu seperti apa dan lebih menguntungkan yang mana.

Kenapa sih analisa usaha tanaman porang atau analisa melakukan suatu bisnis itu penting dilakukan sebelum kita memulai usaha?

Sebelum melakukan suatu tindakan itu kita penting untuk melakukan analisa karena beberapa orang menganggap bahwa analisa justru kedepannya akan membuat kita down.

Nah, disini saya akan menjelaskan pandangan saya tentang “pentingnya suatu analisa usaha untuk memulai suatu usaha atau budidaya”.

Kita akan membahas mengenai analisa budidaya porang. Jadi kenapa analisa itu penting? Karena analisa itu adalah sebuah perencanaan usaha kemudian dari perencanaan itu nanti kita akan dapat meminimalisir resiko ketika di tengah jalan jika terjadi masalah.

Dari analisa tersebut kita akan dapat melakukan antisipasi untuk menghindari atau meminimalisir resiko. Kemudian kita juga dapat membaca peluang kedepan. Jadi peluang usaha kedepan itu seperti apa, kemudian dari segi pasarnya itu seperti apa.

Nah jadi, analisa itu penting untuk dilakukan. Dari Analisa usaha tanaman porang lah justru yang akan menambah optimisme. Kita lebih optimis karena kita lebih yakin tentang usaha yang akan kita jalankan.

Saya analogikan seperti ini, misalkan kita akan pergi ke suatu tempat katakanlah pergi ke pasar. Jika tanpa analisa atau tanpa suatu rencana, kita sama saja tidak memiliki tujuan yang jelas.

Tanpa analisa atau rencana, kita mungkin berpikir seperti ini, bagaimana caranya agar saya pergi ke pasar? Kita melakukan hal-hal sederhana seperti kita jalan kaki saja untuk menuju kepasar, tanpa melakukan perencanaan nanti kita berpikir ya kita jalan kaki saja.  Kemudian jika dijalan nanti kita ketemu teman ya kita nebeng kalau enggak ya kita tetap jalan kaki.

Nah nanti ketika ditengah jalan kita menemukan resiko, maka kita tidak ada cara mengantisipasi yang tepat dan yang jelas kita juga akan lebih capek karena tidak punya rencana, tidak punya analisa atau juga tidak punya tujuan yang jelas.

Berbeda lagi ketika kita membuat suatu analisa. Kita membuat rencana seperti ini, misalnya saya akan pergi ke pasar. Maka saya harus pergi ke teman saya, saya harus nebeng ke si A atau si B ya atau mungkin saya akan menunggu di pinggir jalan. Saya menunggu angkutan untuk menuju ke pasar.

Baca juga :   Analisa Modal Usaha dan Biaya Porang Panen 1 Musim

Nah, jadi, kita punya tujuan yang jelas dan kita punya rencana. Sehingga bisa antisipasi jika terjadi resiko kita akan mampu meminimalisir. Jadi, begitulah pentingnya suatu Analisa usaha.

Jadi kali ini saya akan membahas tentang analisa usaha tanaman porang. Modal pertamakali yang kita butuhkan itu hampir bahkan lebih 50% itu hanyak untuk pembelian bibit, baik menggunakan bibit umbi, bibit katak dan juga bibit spora atau biji bunga porang.

1. Analisa Modal Tanaman Porang dari Bibit Umbi Porang

Mari kita hitung modal menanam porang menggunakan bibit umbi porang. Misalkan kita tanam 1 hektar kita menggunakan bibit umbi porang yang isinya itu 1 kilo ya kurang lebih 5 biji/kg.

Nah itu satu musim apakah sudah bisa diapanen? jawabannya adalah bisa. Satu musim bisa dipanen dengan rata rata hasil panen itu adalah 2kg. Berikut rinciannya:

Luas lahan :  1 hektar
Jumlah bibit umbi yang dibutuhkan :  40.000 batang
Asumsi harga bibit umbi porang :  Rp 5.000/batang
Biaya pembelian bibit umbi porang :  Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja dan pemupukan :  Rp 10.000.000
Jumlah total biaya :  Rp 210.000.000

Dalam satu musim, anggap saja hanya 30.000 batang yang dapat tumbuh dan masing-masing batang menghasilkan 2 kg umbi porang. Jadi, selama satu musim hasil panen kita 30.000 x 2 kg = 60.000 kg.

Kita asumsikan harga umbi per kilo adalah Rp 10.000, maka total panen 60.000 x Rp 10.000 = Rp 600.000.000. Maka laba bersih yang kita dapatkan = Rp 600.000.000 – Rp 210.000.000 = Rp 390.000.000

2. Analisa Usaha Tanaman Porang dari Bibit Katak Porang

Hitungan modal tanaman porang dari bibit katak secara biaya akan lebih murah daripada kita tanam porang dari bibit umbi karena harga bibit katak porang lebih murah dibanding harga bibit umbi porang.

Dari segi biaya memang menanam porang dari bibit katak lebih murah tapi membutuhkan waktu sekitar 2 musim agar kita bisa panen umbi porangnya.

Banyak praktisi petani porang yang memberikan saran agar tanaman porang yang baru berusia 1 musim tidak usah dulu dipanen umbinya biarkan saja didalam tanah sampai masa dorman selesai nanti masuk awal musim penghujan akan tumbuh lagi dan baru bisa kita panen.

Luas lahan  :  1 hektar
Jumlah bibit yang dibutuhkan :  40.000 batang
Asumsi harga bibit katak porang :  Rp 1.000/batang
Biaya pembelian bibit umbi porang :  Rp 40.000.000
Biaya tenaga kerja dan pemupukan :  Rp 20.000.000 (terhitung 2 musim)
Jumlah total biaya :  Rp 60.000.000

Dalam 2 musim tanam porang, anggap saja hanya 30.000 batang yang dapat tumbuh dan masing-masing batang menghasilkan 2 kg. Jadi, selama satu musim, hasil panen kita 30.000 x 2 kg = 60.000 kg.

Baca juga :   Analisa Usaha Porang dengan Asumsi Hasil dan Keuntungan Terkecil

Kita asumsikan harga umbi per kilo adalah Rp 10.000, maka total panen 60.000 x Rp 10.000 = Rp 600.000.000. Maka laba bersih yang kita dapatkan selama 2 musim = Rp 600.000.000 – Rp 60.000.000 = Rp 540.000.000

3. Analisa Usaha Tanaman Porang dari bibit spora/biji porang

Misalkan kita tanam 1 hektar kita menggunakan bibit dari biji bunga atau spora yang isinya itu kurang lebih 8.000 biji/kg dengan harga Rp 800.000. Jadi, harga bibit Rp 100/biji.

Luas lahan :  1 hektar
Jumlah bibit yang dibutuhkan :  40.000 batang
Asumsi harga bibit katak porang :  Rp 100/biiji
Biaya pembelian bibit umbi porang :  Rp 4.000.000
Biaya tenaga kerja dan pemupukan :  Rp 30.000.000 (terhitung 3 musim)
Jumlah total biaya :  Rp 34.000.000

Dalam dua musim, anggap saja hanya 30.000 batang yang dapat tumbuh dan masing-masing batang menghasilkan 2 kg. Jadi, selama satu musim, hasil panen kita 30.000 x 2 kg = 60.000 kg.

Kita asumsikan harga umbi per kilo adalah Rp 10.000, maka total panen 60.000 x Rp 10.000 = Rp 600.000.000. Maka laba bersih yang kita dapatkan selama 3 musim = Rp 600.000.000 – Rp 34.000.000 = Rp 566.000.000

Itulah analisa modal dan hasil jika kita bandingkan menggunakan bibit umbi, bibit katak dan bibit dari biji bunga.

Analisa tersebut sebagai rencana awal. Dari Analisa ini kita punya tujuan ke depan itu seperti apa kemudianbisa kita lakukan agar dapat meminimalisir juga resiko-resiko ditengah perjalanan. Lalu, untuk jangka panjangnya itu prospeknya seperti apa.

Dari analisa ini, kita bisa memanfaatkannya untuk meminimalisir resiko dan juga menambah optimisme usaha kita. Sehingga pandangan kita lebih positif lagi, berbeda jika tanpa analisa. Misalkan kita langsung menanam porang, masalah hasil nanti kita kembalikan kepada Tuhan yang Maha Esa. Misalkan ada orang yang berpendapat seperti itu ya silahkan, nggak masalah.

Tetapi jika tanpa analisa yang jelas kita hanya memikirkan yang penting kita jalan kemudian hasil kita serahkan kepada Tuhan yang maha Esa, maka itu nanti ditengah perjalanan justru akan membuat pikiran pikiran negatif di pikiran kita dan kita tidak dapat mengantisipasi jika terjadi resiko resiko di tengah perjalanan.

Oke sementara seperti itu pembahasan kita mengenai analisa usaha budidaya porang semoga dari analisa itu sedikit banyak memberikan gambaran untuk yang baru akan memulai usaha di pertanian porang. Semoga menambah optimisme kalian semoga mampu menambah fikiran fikiran positif sehingga tidak ada rasa pesimisme dan juga tidak ada ketakutan ataupun urung untuk melakukan suatu usaha.

error: Sok atuh nulis sendiri, jangan asal copy aja hahaha !!