Daftar Isi Artikel
Budidaya tanaman porang (Amorphophallus muelleri blume) saat ini sedang banyak diminati. Kebutuhan ekspor akan porang dari hari ke hari semakin meningkat. Namun, masih banyak yang bingung tentang budidaya porang khususnya jarak tanam porang yang baik dan benar.
Keuntungan atau penghasilan dari bertanam porang sangat menggiurkan. Dari lahan satu hektar, penghasilannya bisa sampai satu milyar. Menurut para petani yang telah berpengalaman membudidayakan porang, omset yang didapat bisa mencapai 500% dari modal. Tidak aneh, jika petani porang bisa melipatgandakan lahannya setiap memulai lagi musim tanam.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, tentu juga porang harus dirawat secara maksimal pula. Dari mulai pra penanaman hingga perlakuan pasca panen. Berbagai penelitian dan percobaan pun terus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui cara penanaman yang paling tepat dan menghasilkan panen maksimal.
Salah satu hal yang berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil panen umbi porang, adalah jarak tanam. Jarak tanam porang tidak boleh terlalu rapat. Namun juga jangan terlalu jarang.
Pengaruh Jarak Tanam Porang
Pola jarak tanam porang yang teratur pada tanaman porang akan membuat tanaman porang tumbuh lebih baik. Sesungguhnya, tanaman porang bukanlah tanaman yang sulit tumbuh. Tumbuh dengan asal dan acak-acakan pun porang tetap bisa, namun untuk budidaya dan supaya hasilnya lebih baik haruslah diatur jarak tanamnya.
Berikut beberapa pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan porang:
1. Berpengaruh pada lebar daun
Penanaman porang yang terlalu rapat akan mengakibatkan pertumbuhan daun terganggu. Biasanya daun akan lebih kecil. Daun adalah ‘dapurnya’ tumbuhan, tempat mengolah makanan yang nanti akan disalurkan ke setiap bagian tumbuhan. Sebab, porang adalah salah satu tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, jadi memerlukan proses fotosintesis.
2. Berpengaruh pada pertumbuhan tinggi batang
Jarak tanam yang terlalu rapat atau tidak teratur juga akan mengakibatkan pertumbuhan dan diameter batang porang tidak maksimal. Jarak tanam yang rapat mungkin akan mengakibatkan batang pohon kurus, karena terjadinya perebutan unsur hara antar pohon. Batang pohon yang kurus rentan roboh atau patah jika terkena angin.
3. Berpengaruh pada pertumbuhan besaran umbi
Jarak tanam porang yang terlalu rapat ataupun tidak teratur yang mengganggu daun dan pertumbuhan batang, tentu akan mengakibatkan terganggunya pula pertumbuhan umbi porang.
Umbi porang bisa tidak maksimal ukurannya, cenderung kecil atau lambat membesar. Sedangkan, umbi inilah yang diharap-harapkan petani. Karena, semakin besar ukuran umbi porang, akan semakin berat ukuran timbangannya, semakin besar pula keuntungan yang dihasilkan oleh petani.
Tujuan Pengaturan Jarak Tanam Porang
Pengaturan jarak tanam porang bertujuan untuk:
- Penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari lebih maksimal
- Mempercepat tumbuhnya tunas
- Memperoleh umbi yang lebih besar
- Memaksimalkan potensi produksi lahan
Beberapa Metode Jarak Tanam Porang
Berdasarkan lahan tanam
Jarak tanam porang pada lahan bernaungan
Tumbuhan porang yang memiliki karakteristik toleran terhadap naungan, membuat tanaman ini bisa dibudidayakan sebagai tanaman tumpangsari dengan tanaman lain. Di daerah Jawa Timur, sebagai daerah sentra pertanian porang, banyak petani yang menanam porang di perkebunan sengon, mahoni, maupun tumpangsari dengan jagung. Porang tetap bisa tumbuh dengan catatan masih dapat menerima sinar matahari yang cukup.
Untuk jarak tanam porang yang paling bagus adalah:
- Jarak tanam antar pohon dalam satu baris antara 25 cm – 60 cm
- Jarak antar baris antara 50 cm – 90 cm
Jarak tanam porang untuk penanaman di lahan dengan naungan lebih bagus agak dijarangkan yaitu disarankan sebagai berikut:
- untuk bibit dari katak jarak tanamnya 35 cm x 75 cm
- untuk bibit dari umbi jarak tanamnya 40 cm x 80 cm
Hal ini dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tanaman. Sebab, porang yang ditanam di lahan dengan naungan biasanya akan tumbuh lebih tinggi dengan batang yang lebih kecil.
Jarak tanam porang pada lahan terbuka
Porang yang ditanam di lahan terbuka akan mendapatkan sinar matahari yang banyak. Maka proses fotosintesis tidak akan terganggu. Oleh karena itu, biasanya daunnya akan berwarna lebih hijau. Diameter pohon pun biasanya lebih besar jika dibandingkan porang yang ditanam di lahan dengan naungan.
Jarak tanam yang disarankan adalah:
- Bibit yang berasal dari katak 25 cm x 60 cm
- bibit yang berasal dari umbi 40 cm x 60 cm
Berdasarkan umur panen yang dikehendaki
- Porang yang ditanam untuk dipanen satu musim atau 8 bulan pertama, disarankan jarak tanam porang adalah 30 cm x 30 cm. Jarak ini sudah cukup untuk memaksimalkan hasil umbi porang
- Porang yang ditanam dengan tujuan akan dipanen di tahun kedua, disarankan ditanam dengan jarak 40 cm x 40cm. Jaraknya diperbesar dari yang akan dipanen di 8 bulan pertama, untuk memberi ruang pada tanaman mendapatkan unsur hara yang lebih banyak guna pertumbuhannya sampai pada tahun kedua
- Porang yang ditanam untuk dipanen di tahun ketiga, jarak tanamnya 60 cm x 60 cm. Porang yang ditanam lebih lama, akan menghasilkan umbi yang tentunya lebih besar. Oleh karena itu, untuk tanaman porang yang dimaksudkan untuk dipanen di tahun ketiga, harus ditanam lebih jarang lagi.
Demikian beberapa metode jarak tanam porang yang kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga artikel ini menjadi jawaban bagi masyarakat yang baru mau memulai bertanam porang. Semoga dengan semakin banyak petani yang membudidayakan porang, semakin meningkat pula kesejahteraan hidup petani.