ciri ciri porang siap panen

Ketahui Ciri Ciri Porang Siap Panen dan Tindakan Lanjutannya

Daftar Isi Artikel

Saat menanam porang, bagaimana ciri ciri porang siap panen kerap kali menjadi perhatian. Sebab dengan kemunculan tanda-tanda tersebut, artinya porang sudah boleh dipetik. Selanjutnya barulah disemai sehingga kualitasnya tidak menurun sesudah dipisahkan dari pohon porangnya. Selengkapnya mari simak di sini:

Seperti Apa Ciri Ciri Porang Siap Panen?

Porang umumnya bisa dipanen pertama kali setelah dua tahun ditanam. Umbi yang didapatkan dari porang, merupakan umbi besar yang beratnya melebihi 1 kg setiap bijinya. Sementara itu, umbi berukuran kecil dapat dipanen pada tahun berikutnya.

Habitat porang, sebenarnya ada di area hutan ataupun tegalan. Kendati demikian, sekarang banyak petani mencoba membudidayakannya di lahan yang terbuka. Adapun ciri-ciri dari porang yang telah siap untuk dipanen antara lain:

  • Telah melalui usia satu sampai dua tahun, atau jika ukuran umbi sudah melebihi delapan ons setiap butirnya. Umbi ini umumnya seberat dua hingga tiga kilogram setiap butirnya.
  • Daunnya sudah kering, hingga berjatuhan ke tanah.
  • Warna kuning yang terlihat pada buah porang artinya sudah mulai matang, apalagi jika menjadi merah, barulah boleh dipetik. Namun jika masih berwarna hijau, sebaiknya jangan dipetik terlebih dahulu karena belum matang.

Sesudah porang dipanen, berikutnya akan dibersihkan dari sisa tanah serta akar. Setelah itu, barulah dipotong dan dijemur. Tentunya pemotongan ini harus benar, sehingga kualitas porangnya tidak terganggu. Tidak boleh dilakukan asal-asalan, melainkan sesuai aturan yang ditetapkan agar penanaman bibit berhasil.

Penanganan Setelah Panen

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai ciri ciri porang siap panen. Setelah waktunya panen, tanaman yang telah dipetik berisiko mengalami jamur. Bukan hanya bekas pemetikannya, melainkan juga isi dari biji tersebut.

Jika hal ini dibiarkan, akan berdampak pada terjadinya pembusukan. Tanda pembusukan adalah buah pada porang berubah warna menjadi kecoklatan. Untuk mengatasi pembusukan setelah panen, perlu dilakukan penyemaian. Berikut beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk menyemai buah:

1. Melakukan Penyemprotan Fungisida

Buah yang dihasilkan pohon porang harus diletakkan di suhu ruang, hindari menumpuknya. Sebaiknya lakukan penyemprotan dengan fungisida yang dapat menghindari pertumbuhan jamur pada buah yang terpapar udara luar. Sehingga, kualitas buah terus terjaga hingga waktunya menanam bibit.

2. Mengupas Kulit

Kupas kulit dari porang dengan memencetnya sampai keluar isinya. Umumnya, isi buah porang cenderung keras dan kecil sebanyak dua hingga tiga butir. Warna butiran tersebut biasanya kehitaman, dan diselimuti sejenis lendir.

3. Membersihkan Lendir

Perhatikan bagian dalam dari buah yang masih diselimuti oleh lendir. Lendir ini perlu dibersihkan dengan memakai air. Bersihkan hingga benar-benar tidak terdapat lendir sama sekali.

4. Memilih Butiran yang Terbaik

Buah porang bisa saja menghasilkan kualitas buah yang berbeda-beda. Untuk itu, diperlukan penyeleksian dengan cara memencet buahnya sampai mengeluarkan butiran. Selanjutnya, rendam butirannya di air bersih sehingga bisa mengetahui kualitasnya.

Apabila terdapat butiran mengambang, sebaiknya segera dibuang. Sebab, artinya butiran tersebut kurang bagus kualitasnya. Sementara itu jika butirannya tenggelam, artinya buah porang berkualitas baik dan boleh diproses pada tahap berikutnya.

5. Mengeringkan Butiran

Tahap berikutnya adalah mengeringkan butiran-butiran yang sudah diseleksi sebelumnya. Pengeringan ini bukan dengan dijemur, sebab butiran buahnya bisa ikut mengering. Jika kering, kemungkinan akan sulit menumbuhkan tanaman yang baru nantinya.

Jadi, proses untuk mengeringkan butiran ini cukup diangin-anginkan saja di suhu ruangan. Hindari yang terlalu berangin atau terlalu panas. Tunggu hingga beberapa saat sampai butirannya sudah dirasa cukup kering.

Demikian informasi tentang ciri ciri porang siap panen yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum memanennya. Setelah dipanen pun tidak boleh lengah. Perlu ada tindakan lanjutan sehingga tanaman dan buah lainnya tidak mengalami pembusukan. Dengan begitu, kualitasnya akan tetap terjaga.

error: Sok atuh nulis sendiri, jangan asal copy aja hahaha !!